"para penumpang yang
terhormat dalam beberapa saat lagi kita akan segera mendarat di bandara Sultan
Syarif kasim 2 Pekanbaru" begitu kalimat itu terdengar bergegas saya
buru-buru pindah posisi ke kursi hotseat yang kebetulan banyak yang
kosong dan duduk dipinggir jendela supaya lebih leluasa melihat-lihat
suasana diluar pesawat,pemandngan pinggiran Pekanbru dari udara menyajikan
hamparan beribu ribu hektar kebun kelapa sawit yang tersusun rapi
terlintas dalam hati “tinggal dimana orang utan yang konon berasal dari Sumatra itu kalau rumahnya telah di bubah menjadi pohin sawit, wajar saja orang utan orang utan tersebut masuk kedalam kebun dan "mengganggu" manusia”.Tidak lama pesawat
berhasil mendarat di airport Sultan
Syarif Kasim 2.Bandara itu masih dalam tahap renovasi final namun sebagian besar
fasiltasnya sudah bisa digunakan bandaranya bagus walau tidak begitu besar
namun bersih dan rapi,
saya langsung menghubungi kekasih saya dan temannya yang janji
menjemput. Jam masih menunjukan pukul 10 jadilah saya dibawa keliling-keliling Pekanbaru
dulu sebelum shalat jum’at,disudut-sudut kota masih terasa aura PON ke-18 yang
diselenggarakan di provinsi tersebut.dmana-mana baliho PON masih tertata rapi
disudut-sudut kota.PON yang tadi malam ditutup oleh wakil presiden telah usai,awalnya
saya kira selesainya tanggal 21,jadilah saya gagal menonton penutupan PON
tersebut.ruas-ruas Jalan dipekanbaru lebar-lebar kebnykan 2x3jalur dan ditengah-tengah
dipotong oleh tanaman-tanaman pohon rindang,trotoar dan jalannya bersih pandangan skeptis saya yang menganggap pekanbaru kota tertinggalpun runtuh setelah melihat langsung kota
ini.padahal tadinya saya sering banget bercanda bercanda ngebangga
banggain kampung halaman hhehehe kalah deh…… .
waktu menunjukan pukul
12 saya diantar shalat jumat dimesjid An-Nur,masjid terbesar di Pekanbaru,walau
tidak lebih besar dari mesjid islamiq center di Samarinda,tapi bedanya mesjid
ini dilengkapi dengan penyejuk udara,
karena ademm sehabis shalat jumat sayapun merebahkan diri
sejenak sambil ngecas hp dan melihat anak-anak sekolah berlalu lalang
menggunkan baju kurung khas melayu rupanya pada hari jumat seluruh sekolah dan
pegawai negeri diwajibkn memakai baju khas melayu,warnanya berbeda-beda tergantung
selera sekolah dan instansi masing-masinh,budaya melayu masih sangat kuat di pegang
teguh,berbeda dengan kampung saya ,yang sudah larut dalam asimilasi,
besoknya
saya diajak mengelilingi stadion utama riau perkomplekan olahraga dan
wisma atlet yang pda saat itu sedang dibersihkan pasca acara penutupan PON,stadion
utama Riau merupakan salah satu yang termegah diindonesia,hari ketiga saya
diajak menuju kab Siak Sri Indrapura yang berjarak kurang lebih 160 KM sekitar
2 jam dari Pekanbaru kami melewati daerah Chevron setelah melalui pemeriksaan
ketat dan sedkit berbohong kepada petugas,melewati daerah Chevron bisa menghemat
jarak sekitar 20 menit,uniknya setelah melewati daerah Chevron jalananya hanya
lurus benar-benar lurus mugkn gaak sampe ada 10 jalan berkelok menyerong,
pemandangan kanan kiri adalah kebun kelapa sawit.kabupaten yang baru berumur 12
tahun ini awalny adalah kerajaan Siak dimana sultan syarif kasim sebagai sultannya
namun saat ini tidak ada lagi sultan nya karena sultan yang terakhir menjabat
tidak mempunyai keturunan,masuk ke siak saya disambut oleh jembatan Tengku
Agung Sultanah Latifah Yang sangat megah membelah sungai terdalam di indonesia
yaitu sungai Siak unik nya diujung tiang jembatan terdapat cafe diketinggian sekitar 100an meter itu.
,kabupten Siak yang pendapatan utama nya adalah minyak bumi
ini mempunyai infrastruktur yang sangat bagus jalan-jalannya pun
lebar-lebar,mulus dan rapi pertanda kabupaten ini siap menjadi kota besar,jumlah
penduduk masih sedikit sekitar.400.000 jiwa uniknya disini sangat jarang lampu
lalu lintas (kalaupun ada tp tdk nyala),tidak ada polisi lalu lintas ,pom bensin
juga hanya satu,jalannya pun sepi,saya diajak mengunjungi museum istana
siak disana terdapat peningalan-peninggalan yang bersejarah dari kerajaan siak
bangunan kerajaan mirip dengan arsitektur rumah-rumah di timur tengah mungkin
karna kerajaan siak ada hubungan dengan arab ,
kemudian saya berkunjung ke
china town yang dkelilingi bngunan-bangunan ruko tua dr kayu dan dicet brwarna
merah skilas mirip dengan cinatown yang berada di singapra,kabupaten ini memang
di persiapkan sebgai kota sejarah oleh sebab itu bangunan-bangunannya nya tidak
boleh tinggi,saya bertaruh belasan tahun lagi lagi kabupten ini pasti sudah bisa
menandingi pekanbaru,
hari terakhir kami kembali lagi ke pekanbru saya membeli oleh-oleh di Pasar Bawah dan
menghabiskan waktu bersama pasangan,sebenrnya kalo ada waktu lebih saya ingin sekali
pergi ke dumai yang hanya berjarak 4 jam dari pekanbaru lalu dsmbung ke penang
2 jam.Mungkin lain kali saya bkal ksna lagi dan mungkn aja tinggal disana.siapa
tau??